Rabu, 02 Oktober 2013

Psikologi Kognitif dalam Penerapan Dunia Pendidikan



Peran pendidik dan peserta didik:
- Guru sebagai demonstrator
- Guru sebagai mediator dan fasilitator
- Guru sebagai evaluator

Guru secara umum berperan sebagai:
Pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partissipan, ekspeditor, perencana,suvervisor,motivator,penanya,evaluator dan konselor.
Selain peran yang telah disebutkan di atas, hal yang perlu dan penting dimiliki oleh pendidik yaitu pendidik harus mengetahui psikologis mengenai peserta didik. Suryabrata : 2004)

Peran peserta didik
Belajar mandiri memposisikan pebelajar sebagai subyek, pemegang kendali, pengambil keputusan atau pengambil inisiatif atas belajarnya sendiri.

Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Belajar
Banyak pendekatan belajar yang dapat digunakan oleh para guru kepada para siswanya unttuk mempelajari bidang studi atau materi pelajaran yang sedang mereka tekuni, dari yang paling klasik sampai yang paling modern. Di antaranya:
1). Pendekatan Hukum Jost
Menurut Reber (1988), salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost (Jost’s Law) adalah siswa yang lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Selanjutnya, berdasarkan asumsi Hukum Jost itu maka belajar dengan kiat 5 x 3 adalah lebih baik daripada 3 x 5 walaupun hasil perkalian kedua kiat tersebut sama.
2). Pendekatan Ballard & Clanchy
Menurut Ballard & Clanchy (1990), pedekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge). Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu: 1) sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving); dan 2) sikap memperluas (extending).
3). Pendekatan Biggs
Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan belajar siswa dapat Dikelempokkan ke dalam tiga prototype (bentuk dasar).
1)      Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah)
2)      Pedekatan deep (mendalam)
3)      Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi).

Metode Belajar
Metode secara etimologi berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa diguanakan untuk menyelidiki fenomena atau gejala-gejala kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen, dan sebagainya.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan metode belajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran.
Ragam dan jumlah metode belajar sesungguhnya banyak sekali dan hampir tidak dapat dihitung dengan jari, mulai dari yang paling tradisional sampai yang paling modern.
Berikut ini penyusun sajikan sebuah metode belajar untuk mempelajari teks (wacana), khususnya yang terdapat dalam buku, artikel ilmiah, dan laporan penelitian. Kiat yang secara spesifik dirancang untuk memahami isi teks itu disebut SQ3R yang dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode ini bersifat praktis dan dapat diaplikaikan dalam berbagai pendekatan belajar.

SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi:
1. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks. Dalam melakukan aktivitas survey guru perlu membantu mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secaa singkat seluruh struktur teks. Tujuannyaaga siswa mengetahui panjangnya teks, judul bagian (heading) dan judul subbagian (sub-heading), istilah dan kata kunci, dan sebagainya.
2. Question, ialah menyususn daftar pertanyaan yang relevan dengan teks. Dalam hal ini guru diharapkan berperan untuk memberi petunjuk atau contoh kepada para siswa untuk menyusu pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama.
3. Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawabatas petanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini membaca aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraph-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan-pertanyaan tadi.
4. Recite, menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan. Dalam kegiatan ini guru menyuruh kepada para siswanya untuk menyebutkan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun tanpa membuka catatan dari jawaban tersebut.
5. Review, meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langka kedua dan ketiga.


Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran (instructional materials) adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi Pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran.
Materi yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.


Jenis-Jenis Materi Pembelajaran

Materi fakta adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya
Contoh :
Mata Pelajaran Sejarah : Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan pemerintahan Indonesia.

Materi konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi dan sebagainya.
Contoh :
Mata Pelajaran Biologi : Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ., dsb.

Materi prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting , meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
Contoh :
Mata Pelajaran Fisika : Hukum Newton tentang gerak , Hukum 1 Newton , Hukum 2 Newton , Hukum 3 Newton , Gesekan statis dan Gesekan kinetis, dsb.

Materi Prosedur meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
Contoh:
Mata Pelajaran TIK : Langkah-langkah Akses Internet, trik dan strategi penggunaan Web Browser dan Search Engine.

Materi Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek afektif, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb.
Contoh :
Mata Pelajaran Geografi : Pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi, Pemanfaatan sumberdaya alam dan pembangunan berkelanjutan, dsb.

Mata Pelajaran Sosiologi: Interaksi sosial dan dinamika sosial, Sosialisasi dan pembentukan kepribadian.

TEORI BELAJAR PSIKOLOGI KOGNITIF

Prinsip dasar psikologi kognitif
Psikologi kognitif adalah kajian studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran (the scientific study of mental processes or activities). Bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransfermasikan sebagai pengetahuan. Psikologi kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi.

Tingkah laku seseorang didasarkan pada tindakan mengenal/memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.

Prinsip dasar psikologi kognitif
·         Belajar aktif
·         Belajar lewat interaksi sosial
·         Belajar lewat pengalaman sendiri

Teori psikologi kognitif berkembang dengan ditandai lahirnya teori Gestalt (Mex Weitheimer di Jerman) yang menyatakan bahwa pengalaman itu berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan. Suatu masalah bisa dipahami jika dilihat secara keseluruhan, bukan dalam elemn-elemen yang terpisah.

Hukum-Hukum Teori Gestalt
1. Prinsip Kedekatan (Proximity)
Objek-objek visual yang terletak berdekatan atau tampildi dalam waktu yang bersamaan cenderung dipersepsi sebagai satu kesatuan.

2. Prinsip Kemiripan (Similarity)
Objek-objek visual yang memiliki struktur sama atau mirip, cenderung dipersepsi atau dilihat sebagai satu kesatuan (kelompok).

3. Prinsip Searah (Direction)
Objek-objek visual cenderung dipersepsi sebagai satu kesatuan apabila berada didalam satu arah pandangan.

4. Prinsip Ketertutupan (clusure)
Elemen-elemen objek atau stimulus yang kurang lengkap cenderung dilihat secara lengkap.

5. Prinsip Pragnan
Tata letak sejumlah objek, meski kurang beraturan, cenderung dipersepsi secara baik, sederhana dan bermakna tertentu.

Konsep yang penting dalam teori ini INSIGHT, yaitu: pengamatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan antara bagian-bagian di dalam suatu situasi masalah. 

A. Teori Belajar Cognitive-Field dari Lewin
Bertolak pada teori Gestalt, Lewin mengembangkan teori belajar berdasarkan Life Space (dunia psikologis dari kehidupan individu). Masing-masing individu berada di dalam medan kekuatan psikologis, medan itu dinamakan Life Space yang terdiri dari dua unsur yaitu kepribadian dan psikologi social.

Ia menyatakan bahwa tingkah laku belajar merupakan usaha untuk mengadakan reorganisasi/ restruktur (dari isi jiwa). Tingkah laku merupakan hasil dari interaksi antar kekuatan baik dari dalam (tujuan, kebutuhan, tekanan batin, dan sebagainya) maupun dari luar (tantangan, permasalahan).



B. Cognitive Development (Jean Piaget )
Dalam teorinya, ia memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Ia memakai istilah scheme: pola tingkah laku yang dapat diulang. Yang berhubungan dengan:

·         Reflex pembawaan (bernapas, makan, minum)
·         Scheme mental (pola tingkah laku yang susah diamati, dan yang dapat diamati)
Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tingkat yaitu :
1.      sensory motor (0 – 2 tahun)
2.      pre operational (2 – 7 tahun)
3.      concrete operational dan (7 – 11/12 tahun)
4.      formal operational (diatas 12 tahun)
Meliputi empat tahap menurut Piaget yaitu:
a)      Kematangan
b)      Pengalaman fisik/ lingkungan
c)      Transmisi sosial
d)     Equilibrium/ self regulation

Menurut Piaget intelegensi itu terdiri dari tiga aspek, yaitu:
-          struktur (scheme) : pola tingkah laku yang dapat diulang
-          isi (content): pola tingkah laku yang spesifik (saat menghadapi masalah)
-          fungsi (function): berhunbungan dengan cara seseorang untuk mencapai kemajuan intelektual.

C. Pembelajaran Menurut JA Brunner (Discovery Learning)
Teori Brunner menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif dalam belajar di kelas. Maksud dari Discovery Learning yaitu siswa mengorganisasikan metode penyajian bahwa dengan cara dimana anak dapat mempelajari bahan itu, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
The act of discovery dari Burner:
1.   Adanya suatu kenaikan di dalam potensi intelektual
2.   Ganjaran intrinsic lebih ditekankan daripada ekstrinsik
3.   Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode discovery learning
4.   Murid lebih senang mengingat-ingat informasi
Selain ketiga tokoh tersebut Ausubel juga berpengaruh dalam psikologi kognitif. Dia mengungkapkan teori ekspository teaching, yaitu dapat diorganisasikan atau disajikan secara baik agar dapat menghasilkan pengertian dan resensi yang baik pula sama dengan discovery learning.

D. Implikasi teori perkembangan kognitif
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah:
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temanya.

Pengaplikasian teori kognitif dalam belajar bergantung pada akomodasi. Kepada siswa harus diberikan suatu area yang belum diketahui agar ia dapat belajar, karena ia tidak dapat belajar dari apa yang telah diketahui saja.dengan adanya area baru, siswa akan mengadakan usaha untuk dapat mengakomodasikan. 

JEAN PIAGET

Tokoh Psikologi Perkembangan Kognitif

Jean Piaget, seorang psikolog dan pendidik berkebangsaan Swiss, terkenal karena teori perkembangan kognitifnya. Jean Piaget lahir pada 9 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss. Ia adalah anak seorang sejarawan. Masa kanak-kanak Jean Piaget banyak dipengaruhi oleh apa yang ia lihat pada ayahnya, seorang pria yang berdedikasi pada penelitian dan pekerjaannya. Karenanya, sejak kanak-kanak dia sangat suka belajar, terutama dalam hal ilmu pengetahuan alam. Saat dia berumur sebelas tahun, tulisannya tentang burung gereja "albino` diterbitkan -- yang pertama dari ratusan artikel dan lebih dari lima puluh buku. Beberapa kali, saat memberikan karyanya untuk diterbitkan dalam berbagai redaksi majalah, Piaget dipaksa untuk merahasiakan usianya yang masih muda. Banyak editor menganggap penulis muda tidak memiliki kredibilitas.

Apa yang dilakukannya untuk membantu mengategorikan koleksi museum zoologi Neuchatel, menginspirasi penelitiannya terhadap kerang-kerangan. Salah satu artikelnya, yang ia tulis saat berumur lima belas tahun, membuatnya ditawari sebuah pekerjaan di museum zoologi di Jenewa, Swiss; ia menolak tawaran itu untuk melanjutkan pendidikannya. Ia menyelesaikan pendidikan ilmu pengetahuan alam di Universitas Neuchatel pada 1916 dan mendapat gelar doktoral untuk penelitian atas kerang-kerangan pada 1918.

KARIER AWAL
Ayah angkat Piaget mengenalkannya pada filsafat (penelusuran terhadap pengetahuan). Biologi (studi terhadap makhluk hidup) kemudian digabungkan dengan epistemologi (studi pengetahuan), keduanya mendasari teori pembelajarannya di kemudian hari. Bekerja di dua laboratorium psikologi di Zurich, Swiss, membuatnya mengenal psikoanalisis (studi proses kejiwaan). Di Paris, tepatnya di Soborne, ia mempelajari psikologi abnormal (studi penyakit jiwa), logika, dan epistemologi. Dan pada 1920, dengan Théodore Simon di Laboratorium Binet, ia mengembangkan tes pemikiran yang telah distandarisasi (tes universal).

Setelah tahun 1921, Jean menjadi direktur penelitian, asisten direktur, dan kemudian wakil direktur di Jean Jacques Rousseau Institute (Institut Jean Jacques Rousseau), yang kemudian menjadi bagian Geneva University (Universitas Jenewa), di mana ia menjadi profesor sejarah dalam bidang pemikiran ilmiah (1929-1939). Dia juga mengajar di universitas-universitas Paris, Lausanne dan Neuchatel. Dia menjadi ketua International Bureau of Education (Biro Pendidikan Internasional) dan adalah duta United Nations Economic and Scientific Committee (UNESCO) Swiss.

Pada 1923, ia menikah dengan salah seorang rekan kerja mahasiswa, Valentine Châtenay. Pada tahun 1925, putri pertama mereka lahir, pada tahun 1927, putri kedua mereka lahir, dan pada tahun 1931, satu-satunya anak laki-laki lahir. Mereka segera menjadi fokus pengamatan intensif oleh Piaget dan istrinya.

STUDI ANAK-ANAK
Piaget menemukan empat tahap pertumbuhan mental saat mempelajari anak-anak, terutama anaknya sendiri: tahap motor-sensoris, dari lahir hingga usia 2 tahun, saat struktur mental terfokus pada objek konkrit (nyata); tahap praoperasional, usia 2 -- 7 tahun, saat anak-anak belajar simbol-simbol dalam bahasa, khayalan, permainan, dan mimpi; tahap operasional konkret, usia 7 -- 11 tahun, saat anak-anak menguasai klasifikasi, relasi, angka, dan cara pikir (mengambil kesimpulan) tentang mereka; terakhir adalah tahap operasional formal, sejak usia 11 tahun, saat mereka mulai menguasai pemikiran independen dan pemikiran orang lain.

Piaget percaya bahwa pemahaman anak-anak setidaknya melalui tiga tahap pertama yang berbeda dari orang dewasa, yaitu didasarkan pada keaktifan mereka menjelajahi lingkungan daripada pemahaman bahasa. Pada tahap-tahap ini, anak-anak secara alami belajar tanpa dimotivasi hukuman atau hadiah. Piaget melihat sifat dasar (keturunan atau karakteristik yang diturunkan oleh orang tua) dan pemeliharaan (lingkungan) sangat berhubungan dan sama-sama penting. Dia menemukan bahwa gagasan-gagasan anak-anak tentang alam tidak diturunkan dari orang tua atau pun dipelajari, namun terbentuk dari struktur dan pengalaman mental mereka. Pertumbuhan mental terjadi karena integrasi, atau mempelajari gagasan-gagasan yang lebih berat dengan menyerap gagasan-gagasan yang lebih mudah dipahami, dengan pergantian, atau menggantikan penjelasan awal tentang suatu kejadian atau ide, dengan penjelasan yang lebih masuk akal. Anak-anak belajar pada tahap spiral pemahaman yang menuju ke atas, yang disertai oleh masalah yang sama pada setiap tahap. Namun demikian, semakin naik tahap tersebut, semakin menyeluruh pula penyelesaian dari masalah tersebut.

Psikolog Harvard, Jerome Bruner (1915), dan psikolog lainnya memerkenalkan gagasan Jean kepada Amerika Serikat sekitar tahun 1956, setelah buku-bukunya diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Tujuan pendidikan Amerika pada akhir 1950-an yang adalah untuk mendidik anak tentang bagaimana berpikir, timbul karena gagasan Piaget. Teorinya mengenai tahap perubahan pemikiran dan kedewasaan anak berasal dari percobaan-percobaan dengan anak-anak. Gagasan itu juga sering digunakan dalam teori respons-stimulus (membuat senang untuk mendapatkan tanggapan) oleh para psikolog behavioris (psikolog yang mempelajari tingkah laku) yang meneliti cara binatang mempelajari sesuatu.

Teori Piaget terus berkembang selama bertahun-tahun. Banyak penjelasan lain diungkapkan dan percobaan lain dilakukan, namun semuanya itu tidak mengubah dasar pemikiran dari teorinya.

PENGHARGAAN DAN PENINGGALAN
Piaget menerima gelar kehormatan dari Univeristas Oxford dan Harvard dan memukau banyak peserta konferensi tentang perkembangan dan cara belajar anak. Namun demikian, ia tetap rendah hati dan memilih untuk menghindari sorotan publik. Gaya hidup seperti itu memampukannya untuk lebih lagi mengembangkan teorinya.

Piaget disiplin dalam melakukan pekerjaan sesuai jadwal pribadinya. Ia bangun pagi pukul empat dan menulis setidaknya empat tulisan yang dapat dipublikasikan sebelum mengajar dan menghadiri rapat-rapat. Setelah makan siang, ia akan berjalan-jalan dan merenungkan apa yang menjadi minatnya. "Saya selalu suka memikirkan suatu masalah sebelum membaca sesuatu tentang masalah itu," katanya. Ia banyak membaca sebelum tidur. Setiap musim panas, ia berlibur di pegunungan Alpine, Eropa, dan menulis banyak karya.


Piaget meninggal pada 17 September 1980 di Jenewa, Swiss, dan digadang oleh New York Times sebagai seorang figur yang teorinya "membebaskan dan revolusioner", sama dengan teori Sigmund Freud tentang tahap kehidupan emosional manusia. Banyak orang mengklaimnya sebagai salah satu pemikir ilmiah paling kreatif di Swiss.

Teori Perkembangan Kognitif

Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
* Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
* Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
* Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
* Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)



Periode sensorimotor
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:
  1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubung
  2. an terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan. 
  3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan. 
  4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek). 
  5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk menca
  6. pai tujuan.Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.
Tahapan pra-operasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain.

Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

Tahapan operasional konkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.

Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)

Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.

Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.

Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.

Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

Tahapan operasional formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.
Informasi umum mengenai tahapan-tahapan

Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 

  • Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur. 
  • Universal (tidak terkait budaya) 
  • Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan 
  • Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis 
  • Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi) 
  • Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif