Senin, 29 Juli 2013

Pengaruh Sosial dan Kontrol Diri

A.   Konformitas (Pengaruh Sosial)

Definisi
Konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial di mana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada.
           
Faktor yang Mempengaruhi
            Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi konformitas. Faktor-faktor tersebut adalah:
  1. Pengaruh dari orang-orang yang disukai. Orang-orang yang disukai akan memberikan pengaruh lebih besar. Perkataan dan perilaku mereka cenderung akan diikuti atau diamini oleh orang lain yang menyukai dan dekat dengan mereka.
  2. Kekompakan kelompok. Kekompakan kelompok sering disebut sebagai kohesivitas. Semakin kohesif suatu kelompok maka akan semakin kuat pengaruhnya dalam membentuk pola pikir anggota kelompoknya.
  3. Ukuran kelompok dan tekanan sosial. Konformitas akan meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok. Semakin besar kelompok tersebut maka akan semakin besar pula kecenderungan kita untuk ikut serta, walaupun mungkin kita akan menerapkan sesuatu yang berbeda dari yang sebenarnya kita inginkan. 
  4. Norma sosial deskriptif dan norma sosial injungtif. Norma deskriptif adalah norma yang hanya mendeskripsikan apa yang sebagian besar orang lakukan pada situasi tertentu. Norma ini akan mempengaruhi tingkah laku kita dengan cara memberitahu kita mengenai apa yang umumnya dianggap efektif atau bersifat adaptif dari situasi tertentu tersebut. Sementara itu, norma injungtif akan mempengaruhi kita.



Penelitian Mengenai Konformitas

            Beberapa penelitian mengenai konformitas dalam kasus-kasus tertentu antara lain:
  1. Konformitas berkaitan dengan perilaku agresivitas kelompok seperti tawuran di mana norma sosial khas kelompok yang menganggap tawuran sebagai sesuatu yang normatif dan dianggap sebagai kebenaran kelompok (Simangunsong, 2004).
  2. Konformitas memiliki ketertarikan dengan beberapa perilaku ekonomi, khususnya dalam perilaku konsumen seperti perilaku konsumtif pada produk kosmetik pada remaja putri (Zulfitriah, 2007).
  3. Konformitas juga berkaitan dengan perilaku seks pra-nikah di mana remaja akan melakukan perilaku seks pra-nikah karena prinsip sexual achievement dalam kelompok teman sebayanya (Rahardjo, 2000).
  4. Konformitas juga memiliki kaitan dengan perilaku negatif lainnya seperti perilaku minum-minuman beralkohol karena pengaruh lingkungan sekitarnya (Sumarlin, 2009).
  5. Di dalam psikologi pendidikan, konformitas kelompok teman sebaya berkaitan dengan motivasi berprestasi pada remaja akhir (Sari, 2009).


B.   Norma Sosial

Norma adalah hal yang secara riil ada dan berlaku dalam kehidupan manusia. Kita hidup dengan dikelilingi oleh norma-norma. Di mana pun kita berada dan tinggal, akan berhadapan dengan norma.

Norma-norma itu ada bermacam-macam, mulai dari jenis yang sederhana hingga jenis yang lebih tinggi, yang lebih mengikat dan menentukan bagi baik buruknya manusia.
 

Adapun macam-macam norma sosial adalah:
  1. Norma Keluarga. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Fungsi keluarga antara lain: fungsi reproduksi, sosialisasi, afeksi, ekonomi, perlindungan, pemberian status, dan pengawasan sosial.
  2. Norma Agama. Agama memberi pedoman kepada manusia untuk menjalankan aktivitasnya agar selamat dunia dan akhirat.
  3. Norma Ekonomi. Norma ekonomi lahir sejak manusia melakukan barter barang secara rutin, membagi-bagi tugas, dan mengakui adanya tuntutan terhadap orang lain.
  4. Norma Pendidikan. Pendidikan pada hakikatnya adalah salah satu wadah sosialisasi nilai-nilai yang ideal dalam masyarakat.
  5. Norma Politik. Menyangkut proses menentukan dan melaksanakan satu tujuan negara.


C.   Kontrol Pribadi

Kontrol pribadi yakni kemampuan setiap pribadi untuk mengendalikan pola perilakunya dalam batas-batas etis,  dalam Islam memperoleh tekanan kuat. Kontrol pribadi yang kuat jauh lebih efektif, fungsional dan tahan lama dalam memperbaiki pola perilaku, baik perilaku individu maupun selanjutnya perilaku masyarakat.

Sikap kontrol pribadi misalnya adalah kesabaran. Kualitas kesabaran merupakan fondasi bagi perkembangan pribadi. Kesabaran dan daya tahan jiwa lahir dari sikap penghargaan terhadap diri sendiri yang menopang kontrol atas stabilitas emosi. Dari sini muncul rasa ikhlas / tulus dalam melewati badai rintangan yang menerpa. Selanjtnya, sinergi kesabaran, daya tahan, dam keikhlasan melahirkan pemahaman untuk mengatasi berbagai peristiwa. Pemahaman inilah yang menguatkan diri untuk menentukan sikap dalam berbagai keadaan serta membantunya menganali dan memahami corak perilaku orang lain dalam menghadapi setiap kondisi yang berbeda.


Kesimpulan
            Setiap orang tidak akan terlepas dari interaksi dengan orang lain. Dalam interkasi tersebut ada proses mempengaruhi. Untuk mempengaruhi orang lain, maka ada faktor-faktor tertentu, di antaranya adalah:
  1. Pengaruh dari orang-orang yang disukai.
  2. Kekompakan kelompok.
  3. Ukuran kelompok dan tekanan sosial.
  4. Norma sosial deskriptif dan norma sosial injungtif.

            Dari keempaat faktor di atas, timbulnya konformitas itu pada hakikatnya memang diawali dengan interaksi sosial terlebih dahulu. Tidak akan muncul konformitas sosial jika tidak ada proses interaksi. Adapun kelemahan dari keempat faktor ini yakni difiltrasi dengan kontrol pribadi, sehingga sekuat apapun doktrin tapi jika kontrol pribadinya kuat maka tidak akan terpengaruhi oleh orang lain.


Sumber
  • Baron, R. A., dan Byrne, D. 2005. Psikologi Sosial, jilid dua (edisi kesepuluh). Jakarta: Erlangga.
  • Brown, C. 2006. Social Psychology. London: Sage Publication, Ltd.
  • Hogg, M. A., dan Abrams, D. 1998. Social Identifications: A Social Psychology Of Intergroup Relations And Group Processes. New York: Routledge.
  • Antonius Atoshoki Gea, S.Th., M.M., dkk. 2005. Relasi Dengan Sesama: Character Building II. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
  • Mila Saraswati dan Ida Widaningsih. 2008. Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Grafindo Media Pratama.
  • Tallal Alie Turfe. 2007. Al-Shabr Fi Al-Islam “Mukjizat Sabar: Terapi Meredam Gelisah Hati”, diterjemahkan oleh Asep Saifullah. Bandung: Mizania.

0 komentar:

Posting Komentar