Senin, 29 Juli 2013

Sejarah Mulai Dirumuskannya Psikologi Kepribadian

A. Psikologi Kepribadian dalam Sistematika Psikologi

Psikologi diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri  pada tahun 1879  ketika Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi di Leipzig, Jerman. Labo-ratorium ini merupakan laboratorium psikologi yang pertama di dunia. Setelah itu psikologi mengalami perkembangan yang pesat, yang ditandai dengan lahirnya bermacam-macam aliran dan cabang.  Aliran-aliran  psikologi lahir karena adanya pemahaman dan keyakinan para ahli yang berbeda-beda dalam memandang manusia. Aliran-aliran yang berkembang dalam bidang psikologi diantaranya  : strukturalisme, fungsionalisme, behaviorisme, psikologi gestalt, psikologi dalam, psikologi humanistik, dst. Sedangkan cabang-cabang psikologi berkembang sebagai hasil dari pengkajian perilaku manusia ditinjau dari sudut pandang tertentu. Cabang-cabang psikologi diantaranya : psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, psikologi sosial, psikologi kepribadian, psikologi abnormal, psikologi kesehatan, psikologi olah raga, dst.

Psikologi kepribadian, sama halnya dengan cabang-cabang lainnya dari psikologi, memberikan sumbangan yang berharga  bagi pemahaman  tentang manusia melalui kerangka kerja psikologi secara ilmiah. Yang membedakan psikologi kepribadian dengan cabang-cabang lainnya adalah usahanya untum mensintesiskan  dan mengintegrasikan prionsip-prinsip yang terdapat dalam bidang-bidang psikologi lain tersebut. Dalam bidang psikologi tidak ada satu bidang pun  yang memiliki daerah yang demikian luas seperti psikologi kepribadian (Koeswara, 1991 : 4).


B. Urgensi Psikologi Kepribadian dalam Pendidikan

Psikologi kepribadian merupakan pengetahuan ilmiah.Sebagai pengetahuan ilmiah, psikologi kepribadian menggunakan konsep-konsep dan metoda-metoda yang terbuka bagi pengujian empiris.Penggunaan konsep-konsep dan metoda-metoda ilmiah dimaksudkan  agar psikologi kepribadian bisa mencapai sasarannya, yaitu : pertama, memperoleh informasi mengenai tingkah laku manusia dan kedua, mendorong individuindividu agar bisa hidup secara penuh dan memuaskan (Koeswara,1991: 4).

Usaha untuk memperoleh pemahaman mengenai perilaku  manusia bukan hanya dimaksudkan untuk melampiaskan hasrat ingin tahu saja tetapi juga diharapkan bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia.  Pengetahuan mengenai perilaku individu-individu beserta faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan dalam kegiatan terapan atau praktik seperti psikoterapi dan programprogram bimbingan, latihan dan belajar yang efektif, juga melalui perubahan lingkungan psikologis sedemikian rupa agar individu-individu itu mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki secara optimal (Koeswara, 1991 : 4-5).

Interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta  didik dalam proses pendidikan merupakan interaksi di mana pihak pendidik berusaha mempengaruhi peserta didik agar peserta didik dapat berkembangan secara optimal. Untuk mewujudkan keinginan tersebut pendidik harus membekali dirinya dengan seperangkat persyaratan, diantaranya adalah pemahaman mengenai perilaku manusia, baik tentang dirinya sendiri (self understanding) maupun orang lain, khususnya peserta didik (understanding the other).

Tanpa disertai dengan pemahaman yang baik tentang  perilaku manusia atau tepatnya kepribadian, akan sulit mewujudkan interaksi edukatif. Dalam profesi bimbingan dan konseling, khususnya di sekolah, pemahaman mengenai perilaku manusia melalui psikologi kepribadian merupakan kebutuhan yang tidak disa diabaikan. Pemahaman kepribadian diperlukan oleh pendidik atau konselor untuk :
  1. Acuan dalam mengembangkan kepribadiannya agar mengarah ke kepribadian pendidik atau konselor ideal;
  2.  mempermudah dalam mengenal karakteristik peserta didik;
  3. acuan dalam pengembangan berbagai potensi peserta didik;
  4. acuan dalam mengambil tindakan preventif;
  5. acuan dalam membimbing peserta didik ke arah kedewaan;
  6. menghindari terjadinya konflik antara guru / konselor dengan peserta didik / klien.

1. Tinjauan secara Etimologis

Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan personality. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu  persona, yang berarti  topeng dan  personare, yang artinya  menembus. Istilah topeng berkenaan dengan salah satu atribut yang dipakai oleh para pemain sandiwara pada jaman Yunani kuno. Dengan topeng yang dikenakan dan diperkuat dengan gerak-gerik dan apa yang diucapkan, karakter dari tokoh yang diperankan tersebut dapat menembus keluar, dalam arti dapat dipahami oleh para penonton. Dari sejarah pengertian kata personality tersebut,  kata persona yang semua berarti topeng, kemudian diartikan sebagai pemaiannya sendiri, yang memainkan peranan seperti digambarkan dalam topeng tersebut. Dan sekarang ini istilah personality oleh para ahli dipakai untuk menunjukkan suatu atribut tentang individu, atau untuk menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia.

2. Definisi-definisi Kepribadian 

Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian berdasarkan paradigma yang merekla yakini dan focus analisis dari teori yang mereka kembangkan. Dengan demikian akan dijumpai banyak variasi definisi sebanyak ahli yang merumuskannya. Berikut ini dikemukakan beberapa ahli yang definisinya dapat dipakai acuan dalam mempelajari kepribadian.

a.  GORDON W. W ALLPORT

Pada mulanya Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “What a man really is.”  Tetapi definisi tersebut oleh Allport dipandang tidak memadai lalu dia merevisi definisi tersebut (Soemadi Suryabrata, 2005: 240) Definisi yang kemudian dirumuskan oleh Allport adalah:  “Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustments to his environment” (Singgih Dirgagunarso, 1998 : 11). 

Pendapat Allport di atas bila diterjemahkan menjadi :
"Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan."

b.  KRECH dan CRUTCHFIELD

David  Krech DAN Richard S. Crutchfield (1969) dalam bukunya yang berjudul  Elelemnts of Psychology  merumuskan definsi kepribadian sebagai berikut :

“Personality is the integration of all of an individual’s characteristics into a unique organization that determines, and is modified by, his attemps at adaption to his continually changing environment.” 
artinya : 
"Kepribadian adalah integrasi dari semua karakteristik individu ke dalam suatu kesatuan yang unik yang menentukan, dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah terus-menerus."

c.  ADOLF HEUKEN, S.J. dkk.

Adolf Heuken S.J. dkk.dalam bukunya yang berjudul Tantangan Membina  Kepribadian (1989 : 10),  menyatakan sebagai berikut.  “Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang jasmani, mental, rohani, emosional maupun yang sosial. Semuanya ini telah ditatanya dalam caranya yang khas  di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana dikehendakinya.

Berdasarkan definisi dari Allport, Kretch dan Crutchfield, serta Heuken dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadian sebagai berikut.
  • Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri dari aspek psikis, seperti : inteligensi, sifat, sikap,  minat, cita-cita, dst. serta aspek fisik, seperti : bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dst.
  • Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya yang mengalami perubahan secara terus-menerus, dan terwujudlah pola tingkah laku yang khas atau unik.
  • Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam perubahan tersebut terdapat pola-pola  yang bersifat tetap.
  • Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu. 

B. Konsep-konsep yang berhubungan dengan Kepribadian

Ada beberapa konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian bahkan kadang-kadang disamakan dengan kepribadian.  Konsep-konsep yang berhubungan dengan kepribadian adalah (Alwisol, 2005 : 8-9) :
  1. Character (karakter), yaitu penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (banar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit.
  2. Temperament (temperamen), yaitu kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologis atau fisiologis.
  3. Traits (sifat-sifat), yaitu respon yang senada atau sama  terhadap sekolopok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu (relatif) lama.
  4. Type attribute (ciri), mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimuli yang lebih terbatas.
  5.  Habit (kebiasaan), merupakan respon yang sama dan cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula.
Konsep-konsep di atas sebenarnya merupakan aspek-aspek atau komponen-komponen kepribadian karena pembicaraan mengenai kepribadian senantiasa mencakup apa saja yang ada di dalamnya, seperti karakter, sifat-sifat, dst.  Interaksi antara berbagai aspek tersebut kemudian terwujud sebagai kepribadian.




C. Usaha-usaha Mempelajari Kepribadian

Usaha-usaha untuk mengerti perilaku atau menyingkap  kepribadian manu-sia sudah lama dilakukan dimulai dengan cara yang paling sederhana, yang tergolong pendekatan nonilmiah, sampai dengan cara-cara modern atau pendekatan ilmiah. 

Dari cara-cara yang sangat sederhana lahirlah pengetahuan-pengetahuan yang bersifat spekulatif, dalam arti kebenarannya tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ada beberapa  pengetahuan yang menjelaskan kepribadian secara spekulatif. Pengetahuan seperti ini disebut juga ilmu semu (pseudo science). Yang termasuk ilmu-ilmu semu antara lain sebagai berikut (Sumadi Suryabrata,  2005: 7-8).
  1. Chirologi, yaitu pengetahuan yang berusaha mempelajari kepribadian manusia berdasarkan gurat-gurat tangan.
  2. Astrologi, adalah pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar dominasi benda-benda angkasa terhadap apa yang sedang sedang terjadi di alam, termasuk waktu  kelahiran seseorang.
  3. Grafologi, merupakan pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar tulisan tangan.
  4. Phisiognomi,  adalah pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepriba-dian atas dasar keadaan wajah.
  5. Phrenologi, merupakan pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepri-badian berdasarkan keadaan tengkorak.
  6. Onychology,  pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar keadaan kuku. 
Cara mempelajari kepribadian yang dipandang lebih maju (Sumadi Suryabrata, 2005 : 11) menghasilkan  bermacam-macam tipologi. Sedangkan usaha mempelajari kepribadian dengan pendekatan ilmiah menghasilkan bermacam-macam teori kepribadian.

DAFTAR PUSTAKA :
  • Sumadi Suryabrata. (2005)  Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV Rajawali.
  • Drs. Kuntjojo, M.Pd. 2009. Diktat Psikologi Kepribadian. Kediri.
  • Alwisol. (2005)  Psikologi Kepribadian. Malang : Penerbit Universitas Muhammadyah Malang.
  • Boeree, CG. (1997)  .Personality Theories :Melacak kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. (Alih bahasa : Inyiak Ridwan Muzir). Yogyakarta:
  • Primasophie. Dirgagunarsa, Singgih. (1978)  Pengantar Psikologi.  Jakarta : BPK Gunung Mulia.
  • Farozin, H. M. Dan Fathiyah, Kartika Nur. (2004) pemahaman Tingkah Laku. Jakarta : Rineka Cipta.
  • Heuken, Adolf S.J. (1979)  Tantangan Membina Kepribadian : Pedoman Mengenal Diri. Kanisius : Yogyakarta.
  • Koeswara, E.  (2001)  Teori-teori Kepribadian. Bandung Eresco.
  • Kretch, David dan Crutchfield, Ricahrd S. (1969)  Elements of Psychology. New York : Alfred A. Knopf.

0 komentar:

Posting Komentar