Minggu, 28 Juli 2013

Teori & Tokoh Psikologi Kepribadian

  • HARRY STACK SULLIVAN (Teori Interpersonal)

Teori interpersonal Sullivan menekankan pentingnya semua tahap perkembangan mulai dari masa bayi,masa kanak-kanak, masa anak muda, masa praremaja, masa remaja awal, masa remaja akhir dan masa dewasa. Perkembangan manusia yang sehat terletak di atas kemampuan sebuah pribadi dalam membangun keintiman dengan pribadi lain, namun sayangnya kecemasan dapat lahir dari hubungan-hubungan antarpribadi yang tidak memuaskan di usia berapapun. Menurut Sullivan tahap perkembangan yang paling krusial tidak terletak pada masa kanak-kanak melainkan pada masa praremaja dimana pada masa itu anak pertama kali memiliki kemampuan untuk menjalin persahabatan yang intim, yang belum sepenuhnya terganggu oleh ketertarikan-ketertarikan hawa nafsu.

  • CARL GUSTAV JUNG (Teori Analitik)

Carl Gustav Jung, lahir di Swiss, dikenal sebagai salah satu tokoh psikoanalisis. Dimana ia adalah penggagas konsep Archetype, yang sampai sekarang dikembangkan dalam konsep 22 lembar Mayor Arkarna. Karena ayah dari Jung adalah seorang pendeta, maka unsur religius banyak berperan dalam pemikiran-pemikiran ilmiahnya, ia belajar kedokteran di Universitas Basel, lulus 1900. Kemudian ia ditunjuk bekerja di klinik psikiatri Universitas Zurich tahun 1909.

Ia adalah ketua pertama International Psychoanalitic Association tahun 1911. Tahun 1914 ia mengundurkan diri dari posisinya tersebut dan mendirikan analytical psychology. Pada tahun 1920an ia banyak melakukan ekspedisi lapangan ke Afrika dan Amerika Selatan sambil meneliti dan mengembangkan teorinya.

Ekspedisi ini secara signifikan mempengaruhi teori-teorinya yang kental unsur budayanya. Tahun 1948 C.G. Jung Institute didirikan di Zurich untuk mengembangkan teorinya dan teknik terapinya.

Teori Analitik Carl Jung berasumsi bahwa fenomena yang berhubungan dengan kekuatan ghaib atau magis (occult) bisa dan memang berpengaruh pada kehidupan semua manusia. Jung percaya bahwa setiap dari kita termotivasi bukan hanya oleh pengalaman yang ditekan, namun juga oleh pengalaman emosional tertentu yang dipengaruhi oleh para leluhur yang sekarang disebut sebagai ketidaksadaran kolektif. Adanya ketidaksadaran kolektif pada teori Analitik Jung sekaligus menjadi pembeda paling mendasar terhadap teori Psikoanalisis Sigmund Freud.

Beberapa elemen dari ketidaksadaran kolektif menjadi sangat berkembang kemudian disebut sebagai arketipe – arketipe. Pengertian arketipe yang paling meluas adalah gagasan mengenai realisasi diri (self realization), yang hanya bisa dicapai dengan adanya keseimbangan antara dorongan-dorongan kepribadian yang berlawanan. Jadi, teori Jung mengungkapkan mengenai teori-teori yang berlawanan. Kepribadian seseorang meliputi introver dan ekstrover, rasional dan irrasional, laki-laki dan perempuan, kesadaran dan ketidaksadaran, serta didorong oleh kejadian-kejadian di masa laluyang ditarik oleh harapan-harapan di masa depan.

Psikologi Analitik tidak banyak menarik perhatian pengikut-pengikut menjadi praktikan dan ajarannya di Amerika Serikat seperti sistem Freudian yang lebih dominan di masa lalu. Penggunaan simbolisme oleh Jung, dan pendekatannya yang mistis untuk emamhami kepribadian manusia, kurang disenangi oleh suasana materialistis di dunia baru itu. Namu secara tidak langsung, ide-ide Jung telah mempengaruhi sejumlah pengikut aliran Neo-Freudian dan pada tahun-tahun belakangan ini mendapatkan pengikut-pengikutnya dengan sikap yang lebih reseptif di kaangan orang-orang Amerika.


  • SIGMUND FREUD (teori psikoanalitik)

Teori kepribadian menurut Sigmund Freud. Frued membagi struktur ke dalam tiga komponen yaitu, id, ego, dan, superego. Perilaku seseorang merupakan hasil interaksi antara komponen tersebut. Id merupakan komponen kepribadian yang primitf, instinktif (yang berusaha untuk memenuhi kepuasan instink) dan rahim tempat ego dan superego berkembang. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan.

Prinsip kesenangan  merujuk kepada pencapaian kepuasan  yang segera dari dorongan-dorongan biologis tersebut. Ego merupakan eksekutif atau manejer dari kepribadian yang membuat keputusan (decision maker) tentang instink-instink mana yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya atau sebagai sistem kepribadian yang terorganisasi, rasional, dan berorientasi pada  prinsip realitas (reality principle). Super ego merupakan komponen moral kepribadian yang terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah.

Super ego berfungsi untuk  :
  1. merintangi dorongan-dorongan id, terutama dorongan seksual dan agresif, karena dalam perwujudannya sangat dikutuk oleh masyarakat,
  2. mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan-tujuan moralistik, dan
  3. mengejar kesempurnaan (perfection).


  • W.H. Sheldon (Teori Psikologi Konstitusi)

Pokok-Pokok Pemikiran W.H Sheldon

Struktur tubuh atau jasmani sangat besar pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. Secara metodologis, Sheldon melakukan pengukuran struktur tubuh secara objektif melalui foto-foto yang telah distandardisasinya. Pengukuran tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan tanda identifikasi biologis, Sheldon menyatakan bahwa faktor genetis dan biologis berperan dalam perkembangan individu dan faktor-faktor itu dapat dikenali melalui sejumlah pengukuran struktur tubuh.

  • GORDON ALLPORT (Teori Keunikan Individu)

Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari systempsikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik ataukhas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

KemudianAllport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.

Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan,tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.

Kekurangan Allport pada persamaan formal sehingga tidak memadai untuk banyak penelitian, gagal menunjukkan konsep pokok yaitu fungsi otonomi, mengasumsikan adanya diskontinuitas antara hewan-manusia, masa kanak-kanak dan dewasa, normal dan abnormal, menekankan keunikan kepribadian, memberikan perhatian yang terlalu sedikit pada pengaruh sosial, dan faktor situasioanal, serta menggambarkan manusia pada gambaran terlalu positif.


  • HENRY A. MURRAY (Teori Personologi)

Fokus teorinya terletak pada individu dengan kompleksitasnya. Kemudian oleh muray diringkas dalam personologi. Murray tidak menekankan secara umum, pentingnya fungsi lingkungan tapi secara khusus merepresentasikan daya daya lingkungan tersebut. Dalam pandangan murray : masa lampau / sejarah individu benar benar sama pentingnya seperti keadaan individu dan lingkungannya pada saat ini. Seperti teori psikoanalisa : faktor yang muncul tingkah laku orang dewasa.

Contoh : masalah pada masa kanak-kanak. Kesamaan lain, penekanan pentingnya peranan motivasi tak sadar dan khayalan seseorang. Ciri yang penting dalam teori murray : pembahasan yang sangat rinci tentang adanya motivasi. Struktur kepribadian menurut murray dipengaruhi psikoanalistik meskipun dalam berbagai hal terdapat perbedaan dengan freudian. 

Dalam memakai kata “struktur” murray hati hati karena kata struktur konotasinya sifat itu tetap, teratur dan tunduk pada hukum. tapi murray berpendapat bahwa kepribadian biasanya berubah ubah. artinya : kepribadian masa kanak dan dewasa mengalami perubahan perkembangan.


  • ALFRED ALDER (TEORI PSIKOLOGI INDIVIDUAL)

STRUKTUR TEORI KEPRIBADIAN ADLER
  1. Perjuangan menuju superioritas. Menurut Adler, manusia termotivasi oleh satu alasan utama, alasan tersebut bisa menjadi perasaan inferior dan menjadi superior. Individu memulai hidupnya dengan kelemahan fisik yang menimbulkan perasaan inferioritas. Perasaan inilah yang kemudian menjadi pendorong agar dirinya sukses dan tidak menyerah pada inferioritasnya.
  2. Finalisme yang fiktif. Konsep Adler tentang motivasi manusia sangat berlawanan dengan keyakinan Freud. Menurut konsep Adler, perilaku kita ditentukan oleh persepsi kita tentang apa harapan kita untuk mencapai masa depan, bukan pada apa yang telah kita lakukan, atau apa yang kita peroleh di masa lalu. Fenomena psikologis tidak dapat dijelaskan dengan insting, impuls, pengalaman, trauma, tetapi hanya dapat difahami melalui “perspektif (seperti juga fenomena) yang telah diperoleh individu sebelumnya, yang menghubungkan seluruh kehidupan untu mencapai cita-cita. Teori Adler dapat menjadi pemandu perilaku kita dalam mencapai cita-cita. Cita-cita adalah “mimpi” sebab mereka tidak berdasarkan realita. Mereka adalah gambaran ide-ide kita yang mungkin menjadi dasar interpretasi subjektif kita tentang dunia. Mimpi (cita-cita) bukan wujud dari nasib atau takdir.
  3. Kesatuan dan konsistensi dalam diri kepribadian. Adler memilih nama psikologi individu (individual psychology) dengan harapan dapat menekankan keyakinan bahwa setiap orang itu unik dan tidak dapat dipecah-pecah. Psikologi individu menekankan pentingnya unitas kepribadian. Pikiran, perasaan, dan kegiatan semuanya diarahkan ke satu tujuan tunggal dan mengejar satu tujuan. Adler (1956) menemukan beberapa ciri operasi secara keseluruhan dengan kesatuan dan konsistensi diri ini. Ciri pertama disebut dengan dialect organ tubuh, Adler mengatakan bahwa setiap manusia pada dasarnya mempunyai kelemahan organis. Berbeda dengan hewan, manusia tidak dilengkapi dengan alat-alat tubuh untuk melawan alam. Kelemahan-kelemahan organis inilah yang justru membuat manusia lebih unggul dari makhluk-makhluk lainnya, karena mendorong manusia untuk melakukan kompensasi (menutupi kelemahan). Ciri kedua kesatuan kepribadian adalah harmoni diantara perilaku sadar dan perilaku bawah sadarnya. Adler (1956) mendefinisikan alam bawah sadar sebagai bagian yang tidak terumuskan dengan jelas atau tidak sepenuhnya dimengerti individu. Pikiran-pikiran sadar adalah pikiran yang dimengerti dan yang dijadikan individu sebagai bantuan berharga bagi perjuangannya menuju keberhasilan, sementara pikiran-pikiran bawah sadar adalah pikiran yang tidak dapat membantunya secara langsung.
  4. Perasaan inferioritas dan kompensasi. Adler termasuk pada Neo freudian, konsep utamanya lebih kepada perilaku kompensasi dari perasaan kekurangan diri yang nyata (inferiority compleks) menjadi kepada suatu kemampuan tertentu. Inferiority kompleks ini akan menjadi masalah jika masuk pada kondisi neurotik, sehingga kompensasinya berlebihan. Rasa rendah diri (inferior) mendorong seseorang untuk superior, sehingga individu terdorong (memiliki motivasi yang besar) untuk secara terus-menerus bergerak “dari kurang ke lebih, dari bawah ke atas”. Sifat rendah diri menurut Adler, adalah sesuatu yang normal, kita semua berawal sebagai mahluk yang lemah dan kecil. Sifat rendah diri muncul secara konstan ketika kita menemukan tugas yang tidak familier dan baru, yang harus dikuasai. Perasaan ini adalah menjadi penyebab semua perkembangan tingkah laku manusia.
  5. Minat sosial (social interest). Adler menggambarkan minat sosial sebagai suatu kepedulian dan perhatian tentang kesejahteraan orang lain yang terus menerus, sepanjang hidup, untuk memandu perilaku seseorang. Minat social menurut Adler adalah tanggung jawab seorang ibu, bagaimana seorang ibu memberi pengalaman pertama kepada anaknya mengembangkan anak memperluas minat atau ketertarikan pada orang lain, jika tidak maka anak tidak siap untuk mengatasi masalah di sekitarnya, dan system pendidikan dapat menjadi pengganti peran orang tua dalam melatih anaknya.
  6. Gaya hidup (style of life). Adler menyatakan bahwa gaya hidup adalah cara unik kita mencapai tujuan yang telah kita tetapkan dalam hidup kita. Masing – masing orang akan mengatur gaya hidupnya agar sesuai dan cocok dengan tujuan akhirnya dan menetukan jalan atau cara untuk memperoleh tujuan tersebut. 
  7. Diri kreatif . Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebagai teoris kepribadian. Menurut Adler, self kreatif atau diri kreatif adalah kekuatan ketiga yang paling menentukan tingkah laku (kekuatan pertama dan kedua adalah hereditas dan lingkungan).

Daftar Pustaka :

  • S. Hall., Calvin dan Gardner Lindzey, Supratiknya A. (Ed.). 1995. Psikologi Kepribadian 1: Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius.
  • Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikologi Kepribadian. Jakarta. Rajawali Pers.

0 komentar:

Posting Komentar